MOTIVASI DAN KEPEMIMPINAN
A. Pengertian menurut para ahli :
1.
Motivasi adalah suatu perubahan energi dalam
diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi
untuk mencapai tujuan. (Mr. Donald :
1950).
2.
Motivasi adalah kekuatan tersembunyi di dalam
diri kita yang mendorong kita untuk berkelakuan dan bertindak dengan cara yang
khas (Davies, Ivor K : 1986)
3.
Motivasi adalah suatu proses untuk menggiatkan
motif-motif menjadi perbuatan / tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan
mencapai tujuan / keadaan dan kesiapan dalam diri individu yang mendorong
tingkah lakunya untuk berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan. (Drs. Moh. Uzer Usman : 2000)
4.
Robbins
dan Judge (2007) mendefinisikan motivasi sebagai proses yang menjelaskan
intensitas, arah dan ketekunan usaha untuk mencapai suatu tujuan.
5.
Samsudin
(2005) memberikan pengertian bahwa yang dimaksud dengan motivasi sebagai
proses mempengaruhi atau mendorong dari luar terhadap seseorang atau kelompok
kerja agar mereka mau melaksanakan sesuatu yang telah ditetapkan.
6.
Sujono
Trimo memberikan pengertian motivasi adalah suatu kekuatan penggerak
dalam prilaku individu dalam prilaku individu baik yang akam menentukan
arah maupun daya ahan (perintence) tiap perilaku manusia yang didalamnya
terkandung pula ungsur-ungsur emosional insane yang berasangkutan
Motivasi menurut sudut pandang :
-
motivasi dapat dipandang sebagai fungsi, berarti
motivasi berfungsi sebagai daya enggerak dari dalam individu untuk
melakukan aktivitas tertentu dalam mencapai tujuan.
-
Motivasi dipandang dari segi proses,
berarti motivasi dapat dirangsang oleh factor luar, untuk menimbulkan motivasi
dalam diri siswa yang melalui proses rangsangan belajar sehingga dapat
mencapai tujuan yang di kehendaki.
-
Motivasi daipandang dari segi tujuan,
berarti motivasi merupakan sasaran stimulus yang akan dicapai. Jika
seorang mempunyai keinginan untuk belajar suatu hal, maka dia akan termotivasi
untuk mencapainya.
Motivasi berhubungan dengan kekuatan (dorongan) yang berada
di dalam diri manusia. Motivasi tidak dapat terlihat dari luar. Motivasi dapat
menggerakkan manusia untuk menampilkan suatu tingkah laku kearah pencapaian
suatu tujuan. Tingkah laku dapat dilandasi oleh berbagai macam motivasi.
B.
Tiga kategori MOTIF :
1) Motif Primer:
Dibawa sejak lahir & bukan hasil proses belajar
Faali/psikologis
Kebutuhan untuk makan & minum
2) Motif Umum:
Dibawa sejak lahir & bukan hasil proses belajar
Tidak berhubungan dengan proses faali tubuh manusia
Kebutuhan kasih sayang, rasa ingin tahu & diperhatikan.
3) Motif Sekunder:
Tumbuh sebagai hasil proses belajar
Tidak berhubungan dengan proses faali
Kebutuhan berprestasi & berkuasa
C.
Proses Terbentuknya Motivasi
Terbentuknya
motivasi berasal dari dua jenis, yaitu berasal dari diri sendiri (internal) dan
juga berasal dari lingkungan. Motivasi internal adalah motivasi yang muncul
dari dalam diri sendiri tanpa ada faktor luar yang mempengaruhi. Motivasi ini
lebih menekankan nilai dari kegiatan itu sendiri dari pada penghargaan dari
luar.
Motivasi internal
masih dibagi lagi menjadi dua yaitu, determinasi diri dan pilihan personal.
Determinasi disini maksudnya adalah kita melakukan sesuatu karena kita mau
melakukannya bukan karena paksaan atau imbalan. Sedangkan pilihan personal
adalah kita melakukan sesuatu karena kita merasakan perasaan bahagia dan
menyenangkan, kita merasakan kepuasan tersendiri ketika selesai melakukan
sesuatu.
Berbeda
dengan motivasi ekternal yaitu motivasi yang muncul karena dorongan dari luar
baik itu berupa hal yang positif seperti imbalan, reward, hadiah, penghargaan
dan lain-lain maupun hal yang negatif seperti, hukuman, paksaan dll. Contohnya
kita bekerja karena gaji yang akan kita dapatkan setiap bulannya.
Motivasi yang paling kuat adalah
motivasi yang berasal dari dalam diri seseorang, sebab kita dengan sadar ingin
melakukan sesuatu bukan karena imbalan, pujian, hukuman dan lain-lain tetapi
karena kita memang menginginkannya.
D.
PENDEKATAN-PENDEKATAN TERHADAP MOTIVASI
1.
Pendekatan Hubungan Manusiaawi Tradisional
Pendekatan hubungan manusiawi tradisional pada umumnya tidak menyadari pentingnya proses psikologis, pandangan tersebut terutama didasarkan atas tiga asumsi berikut ini:
Pendekatan hubungan manusiawi tradisional pada umumnya tidak menyadari pentingnya proses psikologis, pandangan tersebut terutama didasarkan atas tiga asumsi berikut ini:
·
Personalia terutama dimotivasi secara ekonomis
dan perasaan aman serta kondisi kerja yang baik
·
Pemenuhan ketiga hal itu akan mempunyai pengaruh
positif pada semangat kerja mereka
·
Ada
korelasi positif antara semangat kerja dan produktifitas. Dengan tiga asumsi
ini, masalah motivasi yang dihadapi manajemen relatif mudah dipecahkan dan
diselesaikan. Dalam kenyataannya, pendekatan hubungan manusiawi tradisional
tidak sepenuhya berjalan dalam prakteknya. Telah terbukti bahwa pendekatan ini
terlalu sederhana untuk dapat memecahkan masalah motovasional kompleks yang
dihadapi manajemen.
E.
TEORI-TEORI ISI MOTIVASI KERJA
Teori-teori isi motivasi bermaksud untuk menentukan apa yanng memotivasi orang-orang dalam pekerjaan mereka. Pada permulaannya banyak ahli berpendapat uang yang merupakan motivasi mereka, dan kemudian dirasa juga kondisi kerja, keamanan dan baranng kali gaya supervisi demokrasi.
Teori-teori isi motivasi bermaksud untuk menentukan apa yanng memotivasi orang-orang dalam pekerjaan mereka. Pada permulaannya banyak ahli berpendapat uang yang merupakan motivasi mereka, dan kemudian dirasa juga kondisi kerja, keamanan dan baranng kali gaya supervisi demokrasi.
a)
Teori Hirarki Kebutuhan Maslowa(1943)
Konsep teorinya
menjalankan adanya lima tingkatan keinginan dan kebutuhan manusia. Kebutuhan yang
lebih tinggi akan mendorong seseorang untuk mendapatkan kepuasan atas kebutuhan
tersebut. Secara lebih terinci kebutuhan dasar manusia yang membentuk hirarki
kebutuhan adalah
1. Kebutuhan fisiologis (phisiological needs)
2. Kebutuhan keamanan (safety needs)
3. Kebutuhan sosial (social needs)
4. Kebutuhan penghargaan (esteem needs)
5. Kebutuhan aktualisasi diri (self-actualization needs)
Menurut Maslow, kebutuhan utama manusia beerada pada tingkatan pertama yaitu kebutuhan fisilogis. Semua kebutuhan cenderung menjadi bagian kepuasan dalam setiap daerah. Teori Maslow ini telah banyak digunakan sebagai dasar penelitihan untuk menentukan masing-masing tingkat kebutuhan itu terkaitan dengan perilaku seseorang.
1. Kebutuhan fisiologis (phisiological needs)
2. Kebutuhan keamanan (safety needs)
3. Kebutuhan sosial (social needs)
4. Kebutuhan penghargaan (esteem needs)
5. Kebutuhan aktualisasi diri (self-actualization needs)
Menurut Maslow, kebutuhan utama manusia beerada pada tingkatan pertama yaitu kebutuhan fisilogis. Semua kebutuhan cenderung menjadi bagian kepuasan dalam setiap daerah. Teori Maslow ini telah banyak digunakan sebagai dasar penelitihan untuk menentukan masing-masing tingkat kebutuhan itu terkaitan dengan perilaku seseorang.
b)
Teori Motivasi Berprestasi McClelland
Davitd McClelland melalui riset empiris, telah menemukan bahwa para usahawan, ilmuan dan ahli mempunyai tingkat motivasi prestasi yang diatas rata-rata. Menurut McClelland, seseorang dianggap mempunyai motivasi prestadi yang tinggi, apabila dia mempunyai keinginan untuk berprestasi lebih baik daripada yanng lain. Karakteristik ketiga kebutuhan pentinng tersebut dapat dilihat pada uraian dibawah ini ;
1. Kebutuhan prestasi
2. Kebutuhan afiliasi
3. Kebutuhan kekuasaan
Teori McClelland ini sangat penting dalam mempelajari motivasi, karena motivasi prestasi dapat diajarkan untuk mencapai sukses kelompok atau organisasi.
Davitd McClelland melalui riset empiris, telah menemukan bahwa para usahawan, ilmuan dan ahli mempunyai tingkat motivasi prestasi yang diatas rata-rata. Menurut McClelland, seseorang dianggap mempunyai motivasi prestadi yang tinggi, apabila dia mempunyai keinginan untuk berprestasi lebih baik daripada yanng lain. Karakteristik ketiga kebutuhan pentinng tersebut dapat dilihat pada uraian dibawah ini ;
1. Kebutuhan prestasi
2. Kebutuhan afiliasi
3. Kebutuhan kekuasaan
Teori McClelland ini sangat penting dalam mempelajari motivasi, karena motivasi prestasi dapat diajarkan untuk mencapai sukses kelompok atau organisasi.
c)
Teori Motivasi Dua-Fktor Herzberg
Freaderick
Herzberg dan kelompoknya suatu tim dari psychollogical service pittsburgh,
memperluas karya Maslow dari mengembangkan suatu teori isi motivasi kerja
khusus. Pada tahun 1950 dia melakukan wawancara denngan ratusan akuntan dan
insinyur tanggapan yang diperoleh dengan wawancara ini sangat menarik dan cukup
konsisten. Herzberg mengambil kesimpulan bahwa ada dua kelompok faktor yang
mempengaruhi motivasi kerja seseorang dalam organisasi yaitu ; pemuas kerja
(job satisfiers) yang berkaitan dengan isi perkerjaan dan penyebab
ketidakpuasan kerja (job dissatisfiers) yang bersangkkutan dengan suasana
pekerjaan. Teori Herzberg berhubungan erat dengan hirarki kebutuhan Maslow,
faktor higienis seperti :
· Kebijakan dan administrasi perusahaan
· Pengawasan teknis
· Gaji
· Hubungan-hubungan antara pribadi, penyalia (mandor)
· Kondisi kerja
· Kebijakan dan administrasi perusahaan
· Pengawasan teknis
· Gaji
· Hubungan-hubungan antara pribadi, penyalia (mandor)
· Kondisi kerja
Faktor motivators
yaitu :
- Prestasi
- Pengakuan, penghargaan
- Pekerjaan itu sendiri
- Tanggung jawab
- Promosi (kenaikan pangkat)
Faktor-faktor ini memang dapat menghilangkan ketidak puasan kerja dan menghindarkan masalah, tetapi tidak akan mampu menimbulkan sikap yanng positif dan hanya menghilangkan sifat negatif. Hanya faktor motivasilah yang dapat mengarahkan para karyawan untuk melaksanakan keinginan para manajer.
Faktor-faktor ini memang dapat menghilangkan ketidak puasan kerja dan menghindarkan masalah, tetapi tidak akan mampu menimbulkan sikap yanng positif dan hanya menghilangkan sifat negatif. Hanya faktor motivasilah yang dapat mengarahkan para karyawan untuk melaksanakan keinginan para manajer.
d) Model Porter dan Lawler
Model Porter dan Lawier merupakan
model pengharapkan yang mulai dengan pengertian bahwa motivasi tidak sama
dengnan kepuasan dan prestasi kerja. Porter dan Lawler mengemukakan bahwa usaha
tidak secara langsung mengarahkan ke presepsi peranan. Secara teoritik model
pengharapkan Porter Lawler berjalan sebagai berikut;
1. Nilai penghargaan yang diharapkan orang dikombinasikan
2. Persepsi orang tersebut tentang usaha yang mencakup dan probabilitas
3. Suatu tingkat usaha tertentu yang dikombinasikan denngan
4. Kemampuan dan sifat-sifat
5. Presepsinya mengenai kegiatan-kegiatan yang diperuntukan untuk mencapai
6. Tingkat prestasi yang disyatratkan untuk memperoleh penghargaan intrinsik
7. Dan penghargaan eksterinsik dari manajemen
8. Presepsi individu mengenai “keadilan” ats penghargaan ekstrinsik yang diterima
9. Tingkat kepuasan yang dialami orang tersebut
1. Nilai penghargaan yang diharapkan orang dikombinasikan
2. Persepsi orang tersebut tentang usaha yang mencakup dan probabilitas
3. Suatu tingkat usaha tertentu yang dikombinasikan denngan
4. Kemampuan dan sifat-sifat
5. Presepsinya mengenai kegiatan-kegiatan yang diperuntukan untuk mencapai
6. Tingkat prestasi yang disyatratkan untuk memperoleh penghargaan intrinsik
7. Dan penghargaan eksterinsik dari manajemen
8. Presepsi individu mengenai “keadilan” ats penghargaan ekstrinsik yang diterima
9. Tingkat kepuasan yang dialami orang tersebut
F.
Teori Keadilan Motivasi Kerja
Teori keadilan merupakan suatu konsep tentang motivasi yang dihasilkan dari berbagai penelitihan. Teori ini menyatakan bahwa masukan utama ke dalam prestasi dan kepuasan kerja adalah derajat keadilan yang diterima orang dalam situasi kerjanya. Kekuatan motivasi ini ada dalam proporsi langsung terhadap adanya ketidakadilan yang diterima. Manajer perlu menyadari bahwa penghargaan sebagai motivasi kerja harus diberikan sesuai rasa adil para karyawan yang bersangkutan.
Teori keadilan merupakan suatu konsep tentang motivasi yang dihasilkan dari berbagai penelitihan. Teori ini menyatakan bahwa masukan utama ke dalam prestasi dan kepuasan kerja adalah derajat keadilan yang diterima orang dalam situasi kerjanya. Kekuatan motivasi ini ada dalam proporsi langsung terhadap adanya ketidakadilan yang diterima. Manajer perlu menyadari bahwa penghargaan sebagai motivasi kerja harus diberikan sesuai rasa adil para karyawan yang bersangkutan.
- Tantangan
merupakan segala sesuatu yang
menjadi halangan dalam kita melakukan kegiatan. Adakalanya tantangan itu
menjadi motivator bagi kita untuk menaklukan tantangan itu
G.
Alat – Alat Motivasi :
yang di maksud dengan alat motivasi adalah
suatu alat yang dapat mendorong kita atau memotivasikan kita agar tujuan yang
kita inginkan tercapai seperti :
§
Uang
uang adalah salah satu alat motivasi terkuat yang di butuhkan dalam kehidupan sehari – hari.
uang adalah salah satu alat motivasi terkuat yang di butuhkan dalam kehidupan sehari – hari.
§
Kompetisi
kompetisi adalah suatu persaingan yang dapat memotivasikan seseorang agar bisa memenangkan persaingan tersebut.
kompetisi adalah suatu persaingan yang dapat memotivasikan seseorang agar bisa memenangkan persaingan tersebut.
KEPEMIMPINAN
A. Berikut ini
beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli mengenai definisi
kepemimpinan :
1. George R. Terry (yang dikutip dari Sutarto, 1998 : 17)
Kepemimpinan adalah hubungan yang ada dalam diri seseorang atau pemimpin, mempengaruhi orang lain untuk bekerja secara sadar dalam hubungan tugas untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
2. Ordway Tead (1929)
Kepemimpinan sebagai perpaduan perangai yang memungkinkan seseorang mampu mendorong pihak lain menyelesaikan tugasnya.
1. George R. Terry (yang dikutip dari Sutarto, 1998 : 17)
Kepemimpinan adalah hubungan yang ada dalam diri seseorang atau pemimpin, mempengaruhi orang lain untuk bekerja secara sadar dalam hubungan tugas untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
2. Ordway Tead (1929)
Kepemimpinan sebagai perpaduan perangai yang memungkinkan seseorang mampu mendorong pihak lain menyelesaikan tugasnya.
3. Rauch & Behling (1984)
Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi aktifitas-aktifitas sebuah kelompok yang diorganisasi ke arah pencapaian tujuan.
4. Katz & Kahn (1978)
Kepemimpinan adalah peningkatan pengaruh sedikit demi sedikit pada, dan berada diatas kepatuhan mekanis terhadap pengarahan-pengarahan rutin organisasi.
5. Hemhill & Coon (1995)
Kepemimpinan adalah perilaku dari seorang individu yang memimpin aktifitas-aktifitas suatu kelompok kesuatu tujuan yang ingin dicapai bersama (shared goal).
6. William G.Scott (1962)
Kepemimpinan adalah sebagai proses mempengaruhi kegiatan yang diorganisir dalam kelompok di dalam usahanya mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan.
7. Stephen J.Carrol & Henry L.Tosj (1977)
Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi orang-orang lain untuk melakukan apa yang kamu inginkan dari mereka untuk mengerjakannya.
8. Tannenbaum, Weschler,& Massarik (1961)
Kepemimpinan adalah pengaruh antar pribadi, yang dijalankan dalam situasi tertentu, serta diarahkan melalui proses komunikasi, kearah pencapaian satu atau beberapa tujuan tertentu.
9. G. U. Cleeton dan C.W Mason (1934)
Kepemimpinan menunjukan kemampuan mempengaruhi orang-orang dan mencapai hasil melalui himbauan emosional dan ini lebih baik dibandingkan dengan penggunaan kekuasaan.
10. Locke & Associates (1997)
Kepemimpinan dapat didefinisikan sebagai proses membujuk (inducing) orang-orang lain untuk mengambil langkah menuju sasaran bersama .
B. Tipologi
Kepemimpinan
Tipologi kepemimpinan merupakan tipe-tipe kepemimpinan lain
yang ada disekitar kita, berikut adalah tipe kepemimpinan menurut
(Siagian,1997) :
- Tipe
Otokratis
· Menganggap
organisasi sebagai milik pribadi.
· Mengidentikkan
tujuan pribadi dengan tujuan organisasi.
· Menganggap
bawahan sebagai alat semata-mata.
· Tidak
mau menerima kritik, saran dan pendapat .
· Terlalu
tergantung kepada kekuasaan formalnya.
· Dalam
menggerakan bawahannya sering menggunakan pendekatan yang mengandung unsur
paksaan dan bersifat menghukum.
- Tipe
Demokratis
· Tidak
berfikiran bahwa pemimpin adalah manusia mulia yang harus dihormati dan
sebagainya.
· Menyingkronisasikan
kepentingan dan tujuan organisasi dengan kepentingan dan tujuan pribadi bawahannya.
· Senang
menerima saran dan kritik.
· Mengedepankan
kerjasama atau teamwork.
· Memberikan
kebebasan bawahannya untuk melakukan kesalahan dan kesempatan untuk bawahannya
memperbaiki kesalahannya tersebut dengan kebijakan tertentu.
· Selalu
berusaha untuk menjadikan bawahannya lebih sukses.
· Berusaha
mengembangkan kapasitas diri pribadinya sebagai pemimpin.
- Tipe
Militeris
· Menggunakan
perintah dalam menggerakan bawahannya.
· Senang
menggunakan jabatan dan pangkat dalam memberikan perintah.
· Menuntut
displin yang tinggi dan melebih-lebihkan formalitas.
· Sukar
menerima kritikan.
· Menggemari
upacara untuk berbagai keadaan.
- Tipe
Paternalistis
· Menganggap
bawahannya tidak dewasa.
· Bersikap
terlalu melindungi.
· Jarang
memberi kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil inisiatif dan
mengembangkan kreasinya.
· Sering
bersikap sok tahu yang berlebihan.
- Tipe
Karismatik
Tipe kepemimpinan ini tidak dapat dijelaskan secara nyata
karena pemimpin yang disukai karena karismanya cenderung tidak memiliki patokan
khusus dalam mencirikan apa yang disukai dari sifat kepemimpinan dengan tipe
ini. Karisma seorang pemimpin biasanya tercipta secara alami dari sikap
pribadi pemimpin tersebut.
Dari kesemua tipe kepemimpinan di
atas hendaknya setiap pemimpin berusaha untuk menjadi pemimpin dengan tipe
demokratis, karena tipe kepemimpinan seperti inilah yang cocok untuk masa modern
seperti saat ini.
C. Sifat Kepemimpinan.
Adapun sifat yang harus dimiliki dalam kepemimpinan adalah :
• Berpandangan jauh.
• Bertindak dan bersikap bijaksana.
• Berpengetahuan luas.
• Bersikap dan bertindak adil.
• Berpendirian tuguh.
• Optimis bahwa misinya berhasil.
• Berhati ikhlas.
• Memiliki kondisi fisik yang baik.
• Mampu berkomunikasi.
• Kesadaran akan tujuan arah.
• Antussiasme.
• Keramahan dan kecintaan.
• Ketegasan.
• Integritas.
• Penguasaan teknis.
• Kecerdasan.
• Keterampilan.
Adapun sifat yang harus dimiliki dalam kepemimpinan adalah :
• Berpandangan jauh.
• Bertindak dan bersikap bijaksana.
• Berpengetahuan luas.
• Bersikap dan bertindak adil.
• Berpendirian tuguh.
• Optimis bahwa misinya berhasil.
• Berhati ikhlas.
• Memiliki kondisi fisik yang baik.
• Mampu berkomunikasi.
• Kesadaran akan tujuan arah.
• Antussiasme.
• Keramahan dan kecintaan.
• Ketegasan.
• Integritas.
• Penguasaan teknis.
• Kecerdasan.
• Keterampilan.
D. Fungsi Kepemimpinan.
Agar suatu kelompok dapat dipimpin dengan baik dan efektif, seorang pemimpin paling sedikit harus menjalankan dua fungsi, yaitu :
1. Fungsi Pemecahan masalah, fungsi ini berhubungan dengan tugas atau pekerjaan terhadap masalah yang di hadapi kelompok.
2. Fungsi Social fungsi ini berhubungan dengan kehidupan kelompok, yaitu memberikan dorongan kepada anggota kelompok untuk menciptakan suasana kerja bagi kelompoknya.
E. TEORI-TEORIDALAMKEPEMIMPINAN
Agar suatu kelompok dapat dipimpin dengan baik dan efektif, seorang pemimpin paling sedikit harus menjalankan dua fungsi, yaitu :
1. Fungsi Pemecahan masalah, fungsi ini berhubungan dengan tugas atau pekerjaan terhadap masalah yang di hadapi kelompok.
2. Fungsi Social fungsi ini berhubungan dengan kehidupan kelompok, yaitu memberikan dorongan kepada anggota kelompok untuk menciptakan suasana kerja bagi kelompoknya.
E. TEORI-TEORIDALAMKEPEMIMPINAN
1. Teori Sifat
Teori ini bertolak dari dasar pemikiran bahwa keberhasilan seorang pemimpin ditentukan oleh sifat-sifat, perangai atau ciri-ciri yang dimiliki pemimpin itu. Atas dasar pemikiran tersebut timbul anggapan bahwa untuk menjadi seorang pemimpin yang berhasil, sangat ditentukan oleh kemampuan pribadi pemimpin. Dan kemampuan pribadi yang dimaksud adalah kualitas seseorang dengan berbagai sifat, perangai atau ciri-ciri di dalamnya. Ciri-ciri ideal yang perlu dimiliki pemimpin menurut Sondang P Siagian (1994:75-76) adalah:
Teori ini bertolak dari dasar pemikiran bahwa keberhasilan seorang pemimpin ditentukan oleh sifat-sifat, perangai atau ciri-ciri yang dimiliki pemimpin itu. Atas dasar pemikiran tersebut timbul anggapan bahwa untuk menjadi seorang pemimpin yang berhasil, sangat ditentukan oleh kemampuan pribadi pemimpin. Dan kemampuan pribadi yang dimaksud adalah kualitas seseorang dengan berbagai sifat, perangai atau ciri-ciri di dalamnya. Ciri-ciri ideal yang perlu dimiliki pemimpin menurut Sondang P Siagian (1994:75-76) adalah:
- pengetahuan umum yang luas, daya ingat yang kuat,
rasionalitas, obyektivitas, pragmatisme, fleksibilitas, adaptabilitas,
orientasi masa depan;
- sifat inkuisitif, rasa tepat waktu, rasa kohesi yang tinggi, naluri relevansi, keteladanan, ketegasan, keberanian, sikap yang antisipatif, kesediaan menjadi pendengar yang baik, kapasitas integratif;
- kemampuan untuk bertumbuh dan berkembang, analitik, menentukan skala prioritas, membedakan yang urgen dan yang penting, keterampilan mendidik, dan berkomunikasi secara efektif.
- sifat inkuisitif, rasa tepat waktu, rasa kohesi yang tinggi, naluri relevansi, keteladanan, ketegasan, keberanian, sikap yang antisipatif, kesediaan menjadi pendengar yang baik, kapasitas integratif;
- kemampuan untuk bertumbuh dan berkembang, analitik, menentukan skala prioritas, membedakan yang urgen dan yang penting, keterampilan mendidik, dan berkomunikasi secara efektif.
Walaupun teori sifat memiliki berbagai kelemahan (antara
lain : terlalu bersifat deskriptif, tidak selalu ada relevansi antara sifat
yang dianggap unggul dengan efektivitas kepemimpinan) dan dianggap sebagai
teori yang sudah kuno, namun apabila kita renungkan nilai-nilai moral dan
akhlak yang terkandung didalamnya mengenai berbagai rumusan sifat, ciri atau
perangai pemimpin; justru sangat diperlukan oleh kepemimpinan yang menerapkan
prinsip keteladanan.
2. Teori Perilaku
Dasar pemikiran teori ini adalah kepemimpinan merupakan
perilaku seorang individu ketika melakukan kegiatan pengarahan suatu kelompok
ke arah pencapaian tujuan. Dalam hal ini, pemimpin mempunyai deskripsi
perilaku:
a. konsiderasi dan struktur inisiasi
Perilaku seorang pemimpin yang cenderung mementingkan
bawahan memiliki ciri ramah tamah,mau berkonsultasi, mendukung,
membela, mendengarkan, menerima usul dan memikirkan kesejahteraan bawahan serta
memperlakukannya setingkat dirinya. Di samping itu terdapat pula kecenderungan
perilaku pemimpin yang lebih mementingkan tugas organisasi.
b. berorientasi kepada bawahan dan produksi
perilaku pemimpin yang berorientasi kepada bawahan ditandai
oleh penekanan pada hubungan atasan-bawahan, perhatian pribadi pemimpin pada
pemuasan kebutuhan bawahan serta menerima perbedaan kepribadian, kemampuan dan
perilaku bawahan. Sedangkan perilaku pemimpin yang berorientasi pada produksi
memiliki kecenderungan penekanan pada segi teknis pekerjaan, pengutamaan
penyelenggaraan dan penyelesaian tugas serta pencapaian tujuan.
Pada sisi lain, perilaku pemimpin menurut model leadership
continuum pada dasarnya ada dua yaitu berorientasi kepada pemimpin dan bawahan.
Sedangkan berdasarkan model grafik kepemimpinan, perilaku setiap pemimpin dapat
diukur melalui dua dimensi yaitu perhatiannya terhadap hasil/tugas dan terhadap
bawahan/hubungan kerja.
Kecenderungan perilaku pemimpin pada hakikatnya tidak dapat
dilepaskan dari masalah fungsi dan gaya kepemimpinan (JAF.Stoner,
1978:442-443)
3. Teori Situasional
Keberhasilan seorang pemimpin menurut teori situasional
ditentukan oleh ciri kepemimpinan dengan perilaku tertentu yang disesuaikan
dengan tuntutan situasi kepemimpinan dan situasi organisasional yang dihadapi
dengan memperhitungkan faktor waktu dan ruang. Faktor situasional yang
berpengaruh terhadap gaya kepemimpinan tertentu menurut Sondang P. Siagian
(1994:129) adalah
* Jenis pekerjaan dan kompleksitas tugas;
* Bentuk dan sifat teknologi yang digunakan;
* Persepsi, sikap dan gaya kepemimpinan;
* Norma yang dianut kelompok;
* Rentang kendali;
* Ancaman dari luar organisasi;
* Tingkat stress;
* Iklim yang terdapat dalam organisasi.
* Bentuk dan sifat teknologi yang digunakan;
* Persepsi, sikap dan gaya kepemimpinan;
* Norma yang dianut kelompok;
* Rentang kendali;
* Ancaman dari luar organisasi;
* Tingkat stress;
* Iklim yang terdapat dalam organisasi.
Teori-teori kepemimpinan umumnya berfokus pada kualitas yang
membedakan antara pemimpin dan pengikut serta variabel-variabel lain seperti faktor
situasional dan tingkat keterampilan.
F. Masa Depan Teori Kepemimpinan
Pemimpin di masa mendatang bukan hanya pemimpin yang
berkarateristik seperti diinginkan oleh para pengikutnya. Tapi, terdapat
harapan-harapan bahwa Pemimpin di masa depan mampu memenuhi dan memiliki
kondisi-kondisi seperti berikut ini:
1. The meaning of direction (memberikan visi, arah,
dan tujuan)
Seorang pemimpin yang efektif membawa kedalaman (passion),
perspektif, dan arti dalam proses menentukan maksud dan tujuan dari
kepemimpinannya. Setiap pemimpin yang efektif adalah menghayati apa yang
dilakukannya. Waktu dan upaya yang dicurahkan untuk bekerja menuntut komitmen
dan penghayatan.
2. Trust in and from the Leader (menimbulkan
kepercayaan)
Keterbukaan (candor) merupakan komponen penting dari
kepercayaan. Saat kita jujur mengenai keterbatasan pengetahuan yang tidak ada
seluruh jawabannya, kita memperoleh pemahaman dan penghargaan dari orang lain.
Seorang pemimpin yang menciptakan iklim keterbukaan dalam kepemimpinannya
adalah pemimpin yang mampu menghilangkan penghalang berupa kecemasan yang
menyebabkan masyarakat yang dipimpinnya menyimpan sesuatu yang buruk atas
kepemimpinnya. Bila pemimpin membagi informasi mengenai apa yang menjadi
kebijakannya, pemimpin tersebut memberlakukan keterbukaan sebagai salah satu
tolok ukur dari “performance” kepemimpinannya.
3. A sense of hope (memberikan harapan dan
optimisme)
Harapan merupakan kombinasi dari penentuan pencapaian
tujuan dan kemampuan mengartikan apa yang harus dilakukan. Seorang pemimpin
yang penuh harapan menggambarkan dirinya dengan pernyataan-pernyataan seperti
ini: saya dapat memikirkan cara untuk keluar dari kemacetan, saya dapat
mencapai tujuan saya secara energik, pengalaman saya telah menyiapkan saya di
masa depan, selalu ada jalan dalam setiap masalah. Pemimpin yang mengharapkan kesuksesan,
selalu mengantisipasi hasil yang positif.
4. Result (memberikan hasil melalui tindakan,
risiko, keingintahuan, dan keberanian) ; Pemimpin masa depan adalah
pemimpin yang berorientasi pada hasil, melihat dirinya sebagai katalis –yang
berharap mendapatkan hasil besar, tapi menyadari dapat melakukan sedikit saja
jika tanpa usaha dari orang lain. Pemimpin yang seperti ini membawa antusiasme,
sumber daya, tolerasi terhadap risiko, disiplin dari seorang “entrepreneur”.
Selain empat kondisi di atas, terdapat pula beberapa
falsafah pemimpin yang harus dipegang teguh pemimpin masa depan Indonesia.
Pertama, pemimpin harus punya integritas. Bukanya kita selalu selalu
mengatakan, paling enak berhubungan dengan orang yang memiliki integritas.
Kedua, pemimpin harus mengakui akan adanya perbedaan dan keanekaragaman bangsa
kita. Dengan demikian, pemimpin masa depan negeri ini mampu mengelola segala
perbedaan budaya, latar belakang suku dan agama, serta kepentingan seluruh
elemen bangsa ini lalu mengubahnya menjadi peluang dan kelebihan. Jadi pemimpin
masa depan adalah pemimpin ang berpikiran terbuka (open minded).
Selain itu, pemimpin masa depan
adalah pemimpin yang sadar betul bahwa segala tindakan dan keputusannya akan
berpengaruh terhadap orang lain atau sekelompok masyarakat. Dan ini juga yang
melandasi kepemimpinannya menjadi begitu empati dengan nasib dan derita
rakyatnya. Dalam sejarah mungkin kepedulian Umar bin Khaththab seperti dongeng
yang mustahil bagi pemimpin masa sekarang. Umar memanggul sendiri sekarung
gandum saat ia mendapati seorang ibu memasak baru untuk mendiamkan anaknya yang
lapar. Jika ada perasaan empati seperti ini sedikit saja saat ini, tentu rakyat
korban Lumpur Lapindo tidak akan mengalami penderitaan yang menahun.
Daftar Pustaka :
http://expresisastra.blogspot.com/2013/12/pengertian-dan-definisi-motivasi.html
http://nadiaalifazuhri.blogspot.com/2010/11/makalah-motivasi.html
http://teorionline.wordpress.com/tag/teori-kepemimpinan/
http://libraez.blogspot.com/2012/12/makalah-kepemimpinan_842.html
http://amujaddid.blogspot.com/2011/05/tugas-rangkuman-bab-xi.html
Thank atas psostingan motivasi dan kepemimpinannya.. sangat menambah wawasan saya..
BalasHapusbtw salam kenal jangan lupa baca juga reviewku tentang minuman berenergi