Nama: Siti Mukaromah
NPM : 2A214370
Kelas : 4EB31
PT.
MNC Group Tbk.
Rasio Likuditas
Rasio Likuiditas adalah menunjukkan kemampuan
suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban
keuangannya yang harus segera dipenuhi, atau
kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban
keuangan pada saat ditagih.
1.
Current Ratio
Rasio ini membandingkan
aktiva lancar dengan hutang lancar. Current Ratio memberikan
informasi tentang kemampuan aktiva lancar untuk menutup hutang lancar.
Rumus Current Ratio adalah:
Semakin besar perbandingan
aktiva lancar dengan hutang lancar, semakin tinggi kemampuan perusahaan
menutupi kewajiban jangka pendeknya. Apabila rasio lancar 1:1 atau 100% berarti
bahwa aktiva lancar dapat menutupi semua hutang lancar. Jadi dikatakan sehat
jika rasionya berada di atas 1 atau diatas 100%. Artinya aktiva lancar harus
jauh di atas jumlah hutang lancar. Perhitungan Current
Ratio berdasarkan data di Laporan Keungan PT. MNC Group Tbk.
sebagai berikut :
Analisis : Dapat
dikatakan sehat jika rasionya berada di atas 1 atau di atas 100 % maka untuk
kasus perusahaan ini dapat dikatakan sehat karena memiliki Current Ratio diatas 100% yaitu 108%
2.
Quick Ratio
Quick ratio disebut
juga acid test ratio, merupakan perimbangan antara jumlah
aktiva lancar dikurangi persediaan, dengan jumlah hutang lancar. Persediaan
tidak dimasukkan dalam perhitungan quick ratio karena
persediaan merupakan komponen aktiva lancar yang paling kecil tingkat
likuiditasnya. Rumus Quick Ratio :
Jika terjadi perbedaan
yang sangat besar antara quick ratio dengan current ratio, dimana current ratio
meningkat sedangkan quick ratio menurun, berarti terjadi investasi yang besar
pada persediaan. Rasio ini menunjukkan kemampuan aktiva lancar yang paling
likuid mampu menutupi hutang lancar. Semakin besar rasio ini semakin baik.
Angka rasio ini tidak harus 100% atau 1:1. Walaupun rasionya tidak mencapai
100% tapi mendekati 100% juga sudah dikatakan sehat. Perhitungan Quick Ratio berdasarkan data di Laporan Keungan
PT. MNC Group Tbk. sebagai berikut :
Analisis : Pada Quick Ratio angka rasio ini tidak harus 100% atau
1:1. Walaupun rasionya tidak mencapai 100% tapi mendekati 100% juga sudah
dikatakan sehat maka untuk perusahaan ini dapat dikatakan sehat karena
memiliki Quick Ratio yaitu 96%
3.
Cash Ratio
Rasio ini membandingkan
antara kas dan aktiva lancar yang bisa segera menjadi uang kas dengan hutang
lancar. Kas yang dimaksud adalah uang perusahaan yang disimpan di kantor dan di
bank dalam bentuk rekening Koran. Sedangkan harta setara kas (near cash) adalah harta lancar yang dengan mudah dan
cepat dapat diuangkan kembali,. Rumus untuk menghitung cash ratio adalah:
Rasio ini menunjukkan
porsi jumlah kas + setara kas dibandingkan dengan total aktiva lancar. Semakin
besar rasionya semakin baik. Sama seperti Quick Ratio, tidak
harus mencapai 100%. Perhitungan Cash Ratio berdasarkan
data di Laporan Keungan PT. MNC Group Tbk. sebagai berikut :
Analisis : Pada Cash Ratio semakin besar rasionya maka semakin
baik. Jika hasil rasio menunjukan 1:1 atau 100% atau semakin besar perbandingan
kas atau setara kas dengan hutang akan semakin baik , dalam perusahaan ini
dapat dikatakan sehat karena Cash Ratio memiliki
hasil 11 %
4.
Rasio perputaran kas (cash turnover ratio)
Rasio ini akan menunjukkan nilai relative antara nilai penjualan
bersih terhadap kerja bersih. Modal kerja bersih merupakan seluruh komponen
aktiva lancar dikurangi total utang lancar. Rumus dari Rasio Perputaran Kas
sebagai berikut:
Rasio ini dihitung dengan cara membagi nilai penjualan bersih
dengan modal kerja. Perhitungan Rasio Perputaran Kas berdasarkan data di
Laporan Keuangan PT. MNC Group Tbk. sebagai berikut :
Analisis : Dari perhitungan tersebut diketahui bahwa Rasio Perputaran
Kas pada perusahaan ini adalah sebesar 125%
5.
Working Capital to Total Asset Ratio
Rasio ini dapat menilai
dari total aktiva dan posisi modal kerja. Rumus dari Working Capital to Total Asset Ratio sebagai
berikut :
Perhitungan Working Capital to Total Asset Ratio berdasarkan
data di laporan keuangan PT. MNC Group Tbk.:
Analisis : Dari
perhitungan tersebut diketahui bahwa Working Capital to Total Asset
Ratio pada perusahaan ini adalah sebesar 53,81%
Cost
of Capital atau Biaya Modal (COC)
Cost of Capital atau
biaya modal mempunyai dua makna, tergantung dari sisi investor atau perusahaan.
Dari sudut pandang investor cost of capital adalah opportunity cost(biaya pengorbanan) dari dana yang
ditanamkan investor pada suatu perusahaan. Sedangkan dari sudut pandang
perusahaan, cost of capital adalah biaya
yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk memperoleh sumber dana yang dibutuhkan.
Pada umumnya komponen
Biaya Modal (Cost of Capital) terdiri dari Cost of Debt (biaya hutang) dan Cost of Equity (biaya modal sendiri).
1.
Cost of Debt (Biaya Hutang)
Hutang dapat diperoleh
dari lembaga pembiayaan atau dengan menerbitkan surat pengakuan hutang
(obligasi). Biaya hutang yang berasal dari pinjaman adalah merupakan bunga yang
harus dibayar perusahaan, sedangkan biaya hutang dengan menerbitkan obligasi
adalah tingkat pengembalian hasil yang diinginkan (required of return)
yang diharapkan investor yang digunakan untuk sebagai tingkat diskonto dalam
mencari nilai obligasi.
Suatu perusahaan memanfaatkan sumber pembelanjaan utang, dengan
tujuan untuk memperbesar tingkat pengembalian modal sendiri (ekuitas). Biaya
Utang dibagi menjadi dua macam yaitu:
a
Biaya Utang sebelum Pajak (before-tax cost of debt)
Besarnya biaya utang
sebelum pajak dapat ditentukan dengan menghitung besarnya tingkat hasil
internal (yield to maturity) atas arus kas obligasi, yang
dinotasikan dengan Kd.
Rumus :
Keterangan :
C
= Pembayaran bunga (kupon) tahunan
M
= Nilai nominal (maturitas) atau face value setiap
surat obligasi
Kd = Nilai pasar atau
hasil bersih dari penjualan obligasi
n = Masa jatuh
tempo obligasi dalam n tahun
b
Biaya Utang setelah Pajak (after-tax cost of debt)
Perusahaan yang
menggunakan sebagian sumber dananya dari utang akan terkena kewajiban membayar
bunga. Bunga merupakan salah satu bentuk beban bagi perusahaan (interest expense). Dengan adanya beban bunga ini akan
menyebabkan besarnya pembayaran pajak penghasilan menjadi berkurang.
Biaya utang setelah pajak dapat dicari dengan mengalikan biaya
utang sebelum pajak dengan (1 – T), dengan T adalah tingkat pajak marginal.
Rumus:
2.
Biaya Saham Freferen
Saham preferen mempunyai karakteristik kombinasi antara utang
dengan modal sendiri atau saham biasa. Salah satu ciri saham preferen yang
menyerupai utang adalah adanya penghasilan tetap bagi pemiliknya.
Rumus:
Keterangan :
= Biaya saham preferen
= Dividen saham preferen
= Harga bersih pada saat emsisi
3.
Cost of Equity (Biaya
Modal Sendiri)
Biaya modal saham
merupakan tingkat hasil pengembalian atas saham biasa yang diinginkan oleh para
investor. Salah satu metode yang dapat digunakan dalam perhitungan biaya modal
laba ditahan, yaitu pendekatan Capital Aset Pricing Model(CAPM),
dimana biaya modal laba ditahan adalah tingkat pengembalian atas modal sendiri
yang diinginkan oleh investor yang terdiri dari tingkat bunga bebas risiko
dengan premi risiko pasar dikaliikan dengan β (resiko saham perusahaan).
Rumus:
Ks = Rf + β (Rm -Rf)
Keterangan :
Ks = Biaya laba ditahan
Rf = Tingkat pengembalian bebas risiko
β = beta, pengukuran sistematis saham
Rm = Tingkat pengembalian saham
Adapun variabel-variabel yang digunakan dalam penghitungan CAPM
adalah sebagai berikut:
§
Tingkat Suku Bunga Bebas Risiko ( Rf )
Tingkat suku bunga bebas risiko diambil dari suku bunga
rata-rata Sertifikat Bank Indonesia (SBI) selama satu tahun. Rf yang
merupakan suku bunga obligasi pemerintah atau surat hutang pemerintah.
§
Return Pasar ( Rm )
Return pasar dapat diketahui dengan menggunakan Indeks Harga
Saham Gabungan (IHSG) per bulan untuk tiap-tiap tahun.
§
Resiko Sistematis ( β )
Perkiraan koefisien beta saham ( β ) digunakan sebagai indeks
dan risiko saham beta. Perhitungan beta dilakukan dengan pendekatan regresi.
Keterangan:
X = Tingkat keuntungan portofolio pasar (indeks pasar)
Y = Tingkat keuntungan saham
§
Biaya modal rata-rata tertimbang (WACC)
Dalam praktek pembiayaan atau pendanaan yang digunakan
perusahaan diperoleh dari berbagai sumber. Dengan demikian biaya riil yang
ditanggung oleh perusahaan merupakan keseluruhan biaya untuk semua sumber
pembiayaan yang digunakan.
Rumus:
WACC = Wd . Kd (1 – T) + Ws . Ks
Keterangan:
WACC = Biaya modal rata-rata tertimbang
Wd = Proporsi hutang dalam struktur modal
Kd
= Biaya hutang (cost of debt)
Ws = Proporsi saham biasa dalam struktur
modal
Ks = Tingkat pengembalian yang
diinginkan investor
Tidak ada komentar:
Posting Komentar